Syafaat di Padang Mahsyar

Pada posting sebelumnya "Balasan di hari pengadilan" yang merupakan postingan pertama dari kategori Hari Kebangkitan, dan kini "Syafaat di padang mahsyar" adalah postingan kedua untuk kategori ini. Kisah renungan islami tentang Syafaat di padang mahsyar mengabarkan kepada kita tentang syafaat apa sajakah yang akan ada di Padang Mahsyar kelak.
Diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa pada hari kiamat, para penghuni neraka akan dibariskan, lalu seorang penghuni surga melewati barisan ini. Salah seorang dari mereka berkata kepada penghuni surga itu: "Mohonkan ampunan kepada Tuhan demi kebaikanku." Penghuni surga itu bertanya: "Siapa kamu?" Penghuni neraka berkata, "Tidakkah kamu kenali aku?" Kamu pernah meminta air minum dariku di dunia dan aku berikan." Mendengar hal ini penghuni surga lalu memohonkan ampunan kepada Tuhan, dan Tuhan kemudian mengabulkannya. Dengan cara yang sama, orang lain berkata kepada penghuni surga: "Kamu telah meminta dariku hal begini dan begitu di dunia dan aku telah memberikannya kepadamu."
Menurut hadis lain, seorang penduduk surga melewati barisan penduduk neraka dan seorang dari barisan ini berseru kepada penduduk surga tersebut: "Apakah kamu tidak mengenalku? Akulah orang yang telah memberimu air minum dan aku memberikan air untukmu berwudu."
Menurut hadis lain, ketika para penghuni surga dan penghuni neraka dibariskan di tempatnya masing-masing, salah seorang dari penghuni neraka tanpa sengaja membayangkan sekilas pandangannya kepada seorang dari barisan penghuni surga, penghuni neraka itu lalu meminta dia mengingat kebaikan yang telah dia lakukan kepada penghuni surga itu di dunia. Mendengar hal litu, penghuni surga memegang tangan penghuni neraka dan berdoa di depan Tuhan: "Ya Tuhan, aku berhutang kebaikan-¬kebaikan kepada orang ini." Kemudian Tuhan memerintahkan "Masukkan dia ke surga sekarang, karena rahmat-Ku yang terlimpah kepadanya."
Dalam hadis lain, diriwayatkan: "Kamu harus sering duduk bersama orang-orang bijak dan melayani mereka, karena sesungguhnya mereka memiliki kekayaan yang luar biasa." Seseorang bertanya: "Wahai Nabi, kekayaan macam apa itu?" Nabi menjawab: "Pada hari pengadilan, akan dikatakan kepada me¬reka, barangsiapa yang telah memberimu sepotong makanan atau air minum atau pakaian di dunia, tariklah tangannya dan ajaklah masuk ke surga."
Diriwayatkan dalam hadis lain: Tuhan menjelaskan kepada golongan orang berilmu sebagai kelompok yang memberi penjelasan kepada manusia lain, lalu Tuhan memerintahkan mereka. "Kami bersumpah demi kemulian dan kekuatan Kami bahwa Kami sudah menjauhkan kamu dari benda-benda duniawi, bu¬kan karena kamu hina dan rendah, tetepi karena Kami telah mentakdirkan kemuliaan yang besar untukmu hari ini. Pergilah engkau kepada golongan penghuni neraka. Barangsiapa diantara mereka ada yang pernah memberi makanan atau pakaian, orang itu adalah untukmu." Orang bijak itu lalu bergabung dengan kelompok penghuni neraka dan mendapati setiap orang dari kelompok itu bermandikan keringat hingga ke gigi-giginya. Orang bijak itu lalu mengenali orang dermawan dan menarik tangannya untuk diantar masuk ke surga.
Hadis lain mengatakan: "Pada hari kiamat akan diumumkan, di manakah para orang bijak dari umat Muhammad? Bangkit dan carilah siapa pun yang memberikan sepotong makanan karena Aku, atau memberikanmu air minum demi namaKu, atau menghadiahimu sebuah baju baru atau lama untuk menyenangkan-Ku, maka peganglah tangan mereka dan ajak mereka ke dalam surga." Mendengar hal itu, orang-orang bijak dari umat Muhammad bangkit dan memegang tangan seseorang, lalu menyatakan: "Ya Tuhan! Orang ini telah memberiku air minum." Tidak ada orang-orang bijak, tinggi atau ren¬dah, dari kalangan pengikut Muhammad yang kelak akan mendapatkan penghuni neraka untuk dimasukkan ke surga."
Sebuah hadis menyatakan, "Barangsiapa memberi makanan kepada seseorang yang kelaparan, Tuhan akan memberi makan orang itu dengan makanan surga pilihan."
Diriwayatkan dalam sebuah hadis: "Keluarga yang darinya makanan dibagikan kepada orang-orang, rahmat Tuhan melesat
Kepada keluarga itu, seperti cepatnya pisau yang tajam yang memotong punuk seekor unta."
Abdullah ibn Mubarak sering memberi buah kurma pilihan kepada orang-orang dan berkata: "Barangsiapa makan kurma yang paling banyak, aku akan kasih dia satu dirham untuk tiap-tiap kurma yang sudah dimakan." Diriwayatkan dalam sebuah hadis: Pada hari kiamat, seorang utusan akan mengumumkan, "Di rnanakah orang-orang yang menunjukkan kebaikan kepada orang-orang bijak dan orang-orang miskin? Masuklah kamu ke surga, di mana tidak ada rasa takut maupun penyesal¬an di dalamnya." Pesuruh lainnya mengumumkan, "Di mana¬kah orang-orang yang pergi menanyakan kesehatan para pengemis dan orang-orang miskin? Kemarilah kamu dan duduklah di atas kursi-kursi yang penuh cahaya dan berbicaralah dengan Tuhan."
Juga diriwayatkan: "banyak bidadari yang mas kawinnya hanyalah segenggam kurma atau benda lain yang senilai."
Menurut hadis lain: "Tidak ada kedermawanan yang lebih baik daripada memberi makan orang-orang Iapar." Sebuah hadis mengatakan: "Memberi makan orang-orang lapar adalah salah satu jalan mencapai pengampunan." Diceritakan dalam sebuah hadis: "Di antara amal-amal yang paling disukai Allah adalah pekerjaan menyenagkan seorang muslim, menghilangkan rasa sedihnya, melunaskan hutangnya, atau memberi makan ketika dia lapar."
Dalam hadis lain diriwayatkan: "Di antara amal-amal yang mendatangkan ampunan adalah: Menyenangkan seorang muslim, mengenyangkan laparnya, dan menghilangkan penderitaannya." Menurut hadis lainnya: "Barangsiapa menolong kebutuhan duniawi saudara muslimnya, Allah akan membuka kecukupan tujuh puluh dua keinginannya. Salah satu yang akan dipenuhi dari keinginan itu adalah pengampunan dosa."

Demikian kisah renungan islami tentang Syafaat di padang mahsyar, semoga bermanfaat. Baca juga Gambaran dan kondisi Alam Barzakh

Balasan di Hari Pengadilan

Setelah memposting artikel terakhir pada kategori Alam Barzakh yaitu Arwah saling berkenalah. Kisah renungan Islami kembali mempersembahkan Artikel dengan kategori baru, yaitu Hari Kebangkitan. Pada postingan pertama kategori ini adalah Balasan di Hari pengadilan, selamat membaca, semoga bermanfaat.
Aisyah pernah berkata bahwa seseorang datang kepada Nabi dan mengutarakan persoalannya: "Ya Rasulullah, aku memiliki banyak budak, mereka membohongiku, mencatut uangku, tidak mematuhi perintah-perintahku. Aku memarahi mereka dan memukulnya. Bagaimana penyelesaian antara mereka dan aku di hari pengadilan?" Nabi menjawab: "Di hari pengadilan, perbuatan mereka menggelapkan uangmu, berbohong kepadamu, atau tidak mematuhi perintah-perintahmu, semuanya akan ditimbang. Hukuman yang telah kamu berikan kepada budak-budakmu karena kesalahan mereka juga akan ditimbang. Jika kesalahan mereka dan hukumanmu rata di atas timbangan, kamu tidak berhutang apa pun kepada mereka, mereka juga tidak berhutang kepadamu. Seandainya, hukumanmu lebih ringan daripada berat kesalahan mereka, sisa (kebaikan) itu akan dimasukkan ke dalam kebajikanmu. Kalau hukumanmu melebihi kesalahan mereka, kamu akan dibalas untuk kelebihan ini." Mendengar hal ini, orang itu pergi meninggalkan pertemuan itu sambil me¬nangis sedih. Nabi bersabda: "Apakah kamu belum membaca surah al-Anbiya ayat 47":
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada bari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami datangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.
Catatan yang harus disampaikan di hari pengadilan adalah hal-hal yang sangat serius. Karenanya, peringatan dan keterangan rinci telah banyak disinggung dalam Al-Quran dan hadis. Misalnya ayat-ayat dan hadis-hadis berikut:
1.       Dan takutlah kepada hari (pengadilan), ketika kamu diajukan dihadapan Tuhan. Pada hari itu, setiap manusia akan menerima balasan amal-amalnya dan sekali-kali mere¬ka tidak akan dirugikan.
2.       Pada hari di mana setiap manusia akan dihadapkan dengan kebaikan yang telah dilakukan dan kejahatan yang telah dikerjakan dan orang itu berharap bahwa hari itu jauh dari hari ketika dia melakukan kebaikan atau kejahatan. Tuhan lalu memerintahkanmu untuk takut kepada-Nya. Tuhan Maha Penyayang terhadap makhluk-makhluk-Nya dan dengan kasih sayang-Nya Dia memerintahkanmu untuk takut kepada-Nya, jika kamu tak ingin merasakan azab.
3.       Barangsiapa menyalahgunakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya, maka di hari kebangkitan, dia diharuskan mengembalikan barang itu, dan dia akan menerima balasan perbuatannya yang setimpal.
4.       Setiap manusia pasti akan megalami mati dan perbuatanmu (baik atau buruk) akan menerima balasan yang setimpal.
5.       Pernyataan ini sering diungkapkan Al-Quran di berbagai tempat bahwa Tuhan akan menyelesaikan catatan-catatan itu (laporan dari setiap manusia akan diselesaikan dan ba¬lasan yang setimpal akan diberikan).
6.       Pada hari itu (hari pengadilan) amalan-amalan akan di¬timbang di atas neraka. Manusia yang timbangan baiknya berat, dia akan memperoleh keberuntungan. Dan manusia yang yang timbangan baiknya ringan, sungguh rugilah dia, karena telah melanggar kebenaran yang disebut dalam ayat¬ayat Kami.
7.       Jangan ada keraguan bahwa para malaikat kami terus mencatat semua kejahatan-kejahatanmu. Dan ketika bukti tertulisnya diperlihatkan di hadapan kami di hari kebang-kitan kamu akan menerima balasan yang setimpal untuk semua kejahatanmu.
8.       rang-orang yang melakukan perbuatan buruk akan menerima hukuman yang setimpal atas perbuatannya. Keburukan akan meliputinya dan tak ada yang dapat menolongnya dari kemurkaan Allah. Wajah-wajah mereka menghitam se¬olah-olah mereka terkurung dalam lapisan demi lapisan ke¬gelapan malam.
9.       Tiap-tiap orang akan mengetahui timbangan amal yang te¬lah dilakukannya di dunia. Dia akan mengetahui kejahatan apa yang telah ia kerjakan, dan semua kejahatannya akan diselesaikan dengan adil.
10.   Orang-orang yang mematuhi perintah Tuhan akan meneri¬ma pahalanya dengan adil dan orang-orang yang tidak mematuhi perintah Tuhan harus membayarnya dengan cara membagikan semua hartanya. Bahkan mereka harus memba¬gikan hartanya dua kali lipat lebih, karena mereka akan benar-benar dimintai pertanggungjawaban.
11.   Kewajiban Rasul adalah menyampaikan perintah Tuhan, sedangkan tanggung jawab menyampaikan laporan kepatuhan dan ketidakpatuhan terhadap perintah-perintahNya ada di pundak kita.
12.   "Ya Tuhanku, ampuniliah aku, kedua orang tuaku, dan semua orang yang saleh di hari pengadilan." Demikian doa Nabi Ibrahim.
13.   Pada hari itu, kamu akan melihat para pendosa dibelenggu dengan rantai. Baju mereka akan basah kuyup dengan qutran (minyak dari pohon cemara yang sangat mudah terbakar seperti bensin), dan wajah-wajah mereka dibelit nyala api. (Mengapa mereka menderita azab semacam itu?) Karena Tuhan harus menghukum setiap manusia atas perbuatan jahatnya. Tuhan akan meminta pertanggungjawaban setiap orang.
Keterangan-keterangan ayat tentang pembalasan dan pe¬nyerahan catatan amal di dunia yang disebutkan di atas hanya sebagai ilustrasi. Selain ini, ada ratusan ayat yang berkenaan dengan bahasan ini. Demikian juga, ada ribuan hadis yang menggambarkan kondisi mengerikan pada hari pengadilan. Hadis-hadis itu terlampau banyak untuk dimasukkan di sini.
Namun, kita wajib mempersiapkan, paling tidak dari semua waktu yang dihabiskan dalam pencarian benda-benda duniawi, perbekalan bagi dunia mendatang. Bagaimanapun juga, masih tersisa banyak waktu sebelum saatnya tiba, ketika tak ada apa pun kecuali penyesalan.

Arwah Saling Berkenalan

Sebuah kisah dari Abu Hurairah telah diposting sebelumnya, sekarang kisah renungan islami kembali menghadirkan sebuah artikel yang berjudul Arwah saling berkenalan.

Abu Na’im meriwayatkan bahwa Hasan ibn Ali sakit parah dan mulai merasa gelisah. Pada waktu itu, seorang laki-laki menjenguknya dan berkata bahwa dia memikirkan masa depannya karena nyawanya akan dipisahkan dari badannya dan dia sedang mendekati ajal. Dia harus ingat bahwa setelah mati, dia akan berjumpa dengan ayahnya, Ali dan Ibunya Fatimah Zahra. Dia juga bakal bertemu dengan kakeknya, Muhammad dan neneknya Khadijah Dia akan merasa terhibur bersama dengan paman-pamannya, Hamzah dan Ja'far. juga paman-paman dari pihak ibunya: Qasi, Tayyab Mutahar, dan Ibrahim. Dia akan senang bertemu dengan bibi-bibinya dari pihak ibu: Ruqayyah, Kultsum, dan Zainab. Ketika Hasan mendengar bahwa dia harus bertemu orang-orang itu, dia merasa sangat senang (Abu Asak'if).


Lais ibn Sa’id mengatakan bahwa seseorang dari Suriah meninggal sebagai seorang syahid. Setelah kematiannya, ayahnya yang masih hidup bertemu anaknya pada setiap Jumat malam. Dia berbicara dengan anak laki-lakinya, melepaskan dukanya. Pada suatu malam Jumat, kebetulan sekali ayahnya tidak bertemu dengan anaknya. Ketika dia bertemu dengan anaknya dalam mimpi Jumat malam berikutnya, dia mengeluh kepadanya bahwa ketidakhadirannya pada pertemuan sebelumnya telah melukai perasaannya. Anak laki-lakinya menjawab bahwa dia tidak dapat bertemu dengannya karena pada Jumat malam sebelumnya semua syuhada telah diperintahkan menyambut dan menjemput Umar ibn Abdul Aziz. Dia harus pergi menyambutnya. Itu adalah peristiwa di malam yang sama ketika Umar ibn Abdul Aziz meninggal dunia dan para syuhada diperintahkan menyambut dan menjemput orang yang saleh itu. (Abu Na'im).

Demikian semoga bermanfaat, baca juga Bila waktu tobat berakhir.

Sebuah Kisah dari Abu Hurairah

Pada postingan sebelumnya kami telah memposting "Bila waktu tobat berakhir", sekarang kisah renungan islami kembali menyajikan "Sebuah kisah dari abu hurairah".

Abu Hurairah mengatakan bahwa seseorang jatuh sakit parah. Teman-temannya duduk mengelilinginya. Tiba-tiba orang itu pingsan. Karena menganggap telah meninggal, orang-orang di sekelilingnya menutupinya dengan selembar kain dan menutup matanya. Ketika mereka akan memandikannya, dia bergerak. Mereka memandanginya dengan rasa heran dan memberitahukan bahwa mereka telah menganggapnya meninggal. Mendengar hal itu, dia memberitahukan bahwa benar dia telah meninggal. Setelah mati, dia dibawa ke kubur. Seorang pemuda tampan dengan bau wewangian meletakkannya di dalam kubur. Tapi tiba-tiba, seorang perempuan hitam dan kotor muncul. Perempuan itu mulai menunjukkan kesalahan-kesalahannya satu demi satu, sehingga dia menundukkan kepalanya, karena malu. Dia bertengkar dengan perempuan itu tentang kesalahan-kesalahannya. Akhirnya, perempuan itu berkata bahwa perselisihan mereka akan diselesaikan di tempat lain nanti. Dia mengikuti perempuan itu dan memasuki sebuah rumah yang luas yang memiliki lantai tinggi yang berkilauan. Sebuah masjid berdiri di salah satu pojokannya dan ada orang yang sedang shalat, dia membaca surah an-Naml, tetapi berhenti di tengah-tengah surah, karena terlupa. Dia membantu laki-laki itu meluruskan ayat tersebut. Setelah menyaksikan shalatnya, laki-laki itu bertanya kepadanya apakah dia hafal surah itu. Dia membenarkan. Mendengar hal itu, laki-laki tersebut mengeluarkan sebuah buku dari bantalnya dan mulai membacakannya. Ketika itu perempuan hitam juga ada di sana dan mulai menunjukkan perbuatan buruknya satu demi satu. Laki-laki yang tampan dan berbau wangi juga datang dan menyangkal perempuan itu, dengan menyebutkan segala perbuatan baiknya. Mendengar hal itu, salah seorang yang ada di masjid mengumumkan bahwa meskipun dia membuka dirinya terhadap segala risiko, tetapi Allah telah mengampuni kelalaian-kelalaiannya dan menambahkan bahwa kematiannya belum juga datang dan bahwa dia akan meninggal pada hari Senin.


Abu Hurairah mengatakan bahwa laki-laki yang sakit itu mengatakan kepada mereka, kalau dia meninggal pada hari Senin menurut bisikan Ilahiah, dia yakin bahwa yang telah dilihat laki-laki itu adalah benar dan dosa-dosanya akan diampuni. Jika kematiannya tidak terjadi di hari Senin, mereka harus menganggap apa yang telah dilihatnya adalah hanya sekadar mimpi tak berarti. (Ibn Abi Dunya).

Bila Waktu Tobat Berakhir

Kisah renungan islami - Bila waktu tobat berakhir

Merujuk kepada tafsir tentang tsumma yatuubuuna min qaribe (mereka menunjukkan penyesalan ketika kematian semakin dekat) dikatakan bahwa waktu bertobat akan berakhir segera setelah munculnya malaikat maut di depan orang yang sekarat.

Bakr ibn Abdullah mengatakan bahwa waktu bertobat amat panjang, tetapi ia akan berakhir dengan munculnya malaikat maut, ketika seseorang kehilangan kesadarannya (Ibn Abi Dunya).
Muawiyah ibn Abu Sufyan berkata bahwa Nabi bersabda, di antara Bani Israel, ada seorang pendosa yang telah melakukan 77 kasus pembunuhan. Ketika kesadaran menyapanya, dia datang kepada seorang rabi (orang yang mengetahui agama). Dia mengaku bahwa tidak ada dosa yang belum dia lakukan dan dia telah membunuh 77 manusia yang tidak berdosa. Lalu dia menanyakan kepada rabi tersebut apakah masih ada kesempatan baginya bertobat. Rabi itu berkata bahwa hanya ada sedikit kemungkinan dia diampuni. Dia begitu kecewa mendengar hal itu, sehingga ia membunuh rabi tersebut dan pergi. Lalu dia mengunjungi rabi yang lain dan mengakui dosa-dosanya kepada rabi tersebut. Dia bertanya kepadanya, apakah dia dapat membimbing pertobatan atas dosa-dosanya itu. Rabi menjawab tidak. Karena kecewa, dia lalu mebunuh rabi itu dan pergi. Dia mendatangi rabi lainnya, mengakui dosa-dosanya, dan bertanya jika tobatnya dapat diterima. Rabi itu pun menjawab tidak. Begitu mendengar jawaban tidak, ia segera membunuhnya. Dia terus mencari rabi untuk menanyakan kemungkinan melakukan tobat. Tapi semua rabi yang ditemuinya mengatakan tidak mungkin, hingga ia melakukan seratus pembunuhan.

Mungkin anda tertarik untuk membaca: Gambaran dan kondisi alam barzakh

Setelah itu, dia masih bertekad menemui seorang rabi lainnya. Dia lalu mengakui dosa-dosa kepada rabi tersebut dan bertanya apakah dia akan mendapat ampunan. Rabi itu menjawab dengan tenang. Adalah salah jika kita mengatakan bahwa Tuhan tidak menghampiri mereka yang memohon ampunan-Nya. Lalu, orang itu meminta rabi tersebut memintakan ampunan baginya. Rabi itu kemudian menasihati-nya agar memperbaiki jalan hidupnya. Dia menyarankannya agar pergi ke sebuah tempat dan tinggal bersama orang-orang yang baik. Dia hampir mencapai setengah perjalanannya, ketika para malaikat mencabut nyawanya. Setelah kematiannya, malaikat rahmat dan malaikat azab mulai berselisih tentang siapa yang harus mengangkat jenazah itu. Ketika itu, muncullah malaikat ketiga dan memutuskan bahwa mereka harus mengukur jarak antara tempat berangkatnya dan tujuannya. Kalau dia berada lebih dekat ke tempat tujuannya, dia harus dianggap orang beriman. Jika sebaliknya, maka ia termasuk orang berdosa. Ketika jarak tersebut diukur, ternyata dia berada satu jengkal lebih dekat kepada tempat tujuannya. Karenanya, dia lalu mendapatkan ampunan dan diangkat malaikat rahmat. (Abu Na’im).

Demikian kisah ini, semoga menjadi pelajaran untuk kita semua. Baca juga "Kehadiran malaikat maut saat kematian"

Kehadiran Malaikat Pada Saat Kematian

Pada posting sebelumnya Kisah renungan islami telah mempost "Para malaikat menciumi orang yang meninggal" dan kali ini kisah tentang kehadiran malaikat pada saat kematian.

Hasan ibn Saleh menyatakan bahwa pada malam kematian saudaranya, Abi ibn Saleh, saudaranya memintanya agar diambilkan segelas air penuh. Setelah menyelesaikan shalatnya, dia memberikan air yang dimintanya itu. Tetapi saudaranya berkata bahwa dia telah meminumnya. Dia heran siapa yang telah memberinya segelas air minum sementara tidak ada orang lain di rumah itu. Abi ibn Saleh berkata bahwa jibril baru saja menjenguknya, dan setelah memberinya segelas air, dia memberikan kabar gembira bahwa dia, saudara laki-lakinya dan ibunya berada di antara orang-orang yang dikucurkan rahmat Allah, dan termasuk dalam kelompok Siddiqin, Syahidin dan Salihin. (Ibn Sandab).

Abd ar-Rahman ibn Ghanam al-Asy’ari mengatakan bahwa anak laki-laki Mu'adz ibn Jabal meninggal karena wabah penyakit di Amwas (sebuah tempat di Suriah). Ketika kematian anaknya, Mu'adz menunjukkan kesabaran yang luar biasa. Tetapi dalam sebuah pertempuran ketika dia terkena tombak seorang kafir dan saat hampir meninggal, dia berkata: "Teman telah datang membantu. Penyesalan seorang laki-laki yang meninggalkan teman yang membutuhkannya, tidak akan pernah berhasil." Abdur Rahman berkata, ketika dia mendengar kalimat aneh ini, dia bertanya kepada Mu'adz apakah dia melihat sesuatu. Mu'adz membenarkan dan berkata bahwa Tuhan telah menganugerahi kehormatan kepadanya karena menunjukkan kesabaran yang luar biasa pada saat kematian anaknya. Dia menambahkan bahwa anaknya telah datang kepadanya dan memberikan kabar gembira. Nabi beserta para malaikat terkemuka, syuhada dan para sahabatnya yang saleh, dalam ratusan barisan, akan mengadakan shalat jenazah untuk memberkati arwahnya dan kemudian mengiringinya ke surga. Setelah mengucapkan kata-kata ini, dia pingsan. Ketika dia tidak sadarkan diri, orang-orang melihatnya berjabat tangan. Mu'adz pun berkata: "Selamat datang. Selamat datang. Aku datang kepadamu." Begitu mengucapkan kata-kata ini, dia lalu meninggal dunia. Abdur Rahman mengatakan bahwa setelah kematian Mu'adz, dia melihat dalam mimpinya bahwa Mu'adz dikelilingi sejumlah orang yang berpakaian putih, menaiki kuda, dan berdiri di tengah-tengah kumpulan orang-orang itu. Dia mengangkat sebuah bendera yang bertuliskan: "Inilah pahala bagi mereka yang menanggung bencana dan duka dengan penuh kesabaran." Dia juga terlihat sedang membacakan sebuah syair: "Segala puji bagi Allah yang menepati janji-janji-Nya dan menjadikan kita pemilik kediaman ini. Kita dapat tinggal di surga ini, di mana pun yang kita sukai. Pahala yang baik adalah bagi mereka yang bekerja keras." Abdur Rahman mengatakan bahwa setelah itu dia terbangun (Ibn Asakir).

Sufyan mengatakan bahwa ketika Daud ibn Abi Hind terserang penyakit, dia pingsan. Setelah beberapa saat, dia pulih dan mengatakan bahwa dua orang telah mucul di depannya. Salah satunya bertanya kepada yang lain: "Apa yang engkau dapatkan darinya?" orang itu menjawab: "Dia telah banyak menghabiskan waktunya untuk memuji Tuhan, mendatangi masjid dan mambaca Al-Quran yang telah dihafalnya." (Abu Na'im).

Semoga bermanfaat, baca juga Kisah dramatis mengenai budak perempuan.

Para Malaikat Menciumi Orang yang Meninggal

Kisah Renungan Islami - Para Malaikat Menciumi Orang yang Meninggal.
Artikel ini dikutip dari Buku "Mati itu spektakuler" Penerbit "Zaman".
Jangan lewatkan "Perubahan malaikat maut ketika mencabut nyawa".

Daud ibn Abi Hind menyatakan bahwa dia pernah jatuh sakit berat. Selama sakit, seseorang berkepala besar dan berbahu rata yang mirip orang Sudan muncul di depannya. Begitu melihat orang itu, dia berkata: "Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita akan kembali." Dia mengira lelaki itu datang untuk mencabut nyawanya. Tetapi Daud bukanlah orang yang tidak beriman sehingga harus didatangi seorang malaikat berwarna hitam. Tak lama setelah itu, dia mendengar sebuah suara terdengar seperti atap rumah yang runtuh. Tiba-tiba atap di atasnya terbuka dan langit menjadi terlihat. Dua malaikat berpakaian putih turun dari langit. Kedua malaikat itu lalu memarahi orang hitam tersebut dan mengusirnya pergi. Namun lelaki hitam itu menatapnya dari jauh dan kedua malaikat itu terus saja memarahinya. Kemudian salah satu dari malaikat itu duduk di dekat kepala Daud dan yang satunya di dekat kakinya. Malaikat itu menyentuh kedua kakinya dan memberi tahu rekannya bahwa dia sering berjalan kaki untuk shalat. Kemudian yang kedua meminta kepada yang pertama untuk menyentuh mulutnya. Malaikat itu menyentuh mulutnya dan berkata bahwa mulut itu masih hangat dengan ucapan pujian kepada Tuhan. (Ibn Abi Dunya; Kitab Man Asya Ba'd al-Maut).

Abu Qatadah bercerita bahwa kemanakannya, Majan, sakit keras. Dia enggan menjenguknya, karena Majan pernah berbuat salah terhadapnya. Ketika Majan berada di ambang kematian, kasih sayang dan cinta Abu Qatadah menguasainya. Ia menyadari bahwa Majan adalah anak saudara laki-lakinya dan dia sedang berada dalam ambang kematian, karenanya dia harus mengetahui kondisi kesehatannya. Abu Qatadah lalu menjenguk kemanakannya yang sedang sakit itu. Majan mengatakan kepadanya bahwa dua orang laki-laki hitam muncul dengan membawa martil di tangannya. Kemudian dua malaikat turun dari atap rumah itu. Dia mendengar salah seorang malaikat itu berkata kepada yang lain bahwa dia harus pergi ke orang yang sakit untuk memastikan apakah dia telah mengerjakan perbuatan saleh atau tidak. Maka salah satu dari malaikat itu mendekatinya dan menciumi kapala, perut, dan kakinya. Kemudian malaikat itu kembali dan memberi tahu rekannya bahwa dia telah mencium kepalanya tapi kosong dari Al-Quran, dia telah mencium perutnya tapi tidak ada tanda-tanda pernah puasa. Dan dia telah menciumi kakinya tapi tidak ditemukan tanda-tanda pernah melakukan ibadah. Setelah itu, malaikat yang lainnya mendekati Majan dan menciumi kepala, perut, telapak kaki dan telapak tangan. Kemudian Abu Qatadah mendengar malaikat itu berkata bahwa dia heran mengapa seorang pengikut Nabi seperti Majan tidak memiliki sifat-sifat mulia. Lalu malaikat itu membuka mulut Majan dan menekan ujung lidahnya. Abu Qatadah mengatakan bahwa waktu itulah dia mendengar ma-laikat berseru "Allahu Akbar" dan berkata bahwa dia telah menemukan takbir di ujung lidahnya yang pernah diucapkan-nya dengan ikhlas di Antakia, sebuah kota di kerajaan Romawi. Segera kedua malaikat meremas lidahnya, aroma kesturi menyebar ke semua arah, dan barulah nyawa Majan dicabut. Abu Qatadah mengatakan bahwa ketika malaikat pergi setelah mencabut nyawa kemanakannya itu, dia meminta kedua orang hitam yang sedang berdiri di pintu untuk meninggalkannya, karena mereka tidak boleh menyentuh jenazah itu. Di pagi harinya, Abu Qatadah menceritakan kejadian ini kepada orang-orang. Satu hal yang sangat mengharukan mereka. Setelah melaksanakan shalat jenazah, mereka mendoakan arwah Majan.

Baca juga post sebelumnya : Durhaka kepada orang tua