Gambaran dan Kondisi Alam Barzakh


Gambaran dan Kondisi Alam Barzakh - Para pembaca yang berbahagia, berikut ini sedikit penjelasan mengenai kondisi Alam Barzakh. Kebenaran dari cerita ini hanya Allah-lah yang Maha Mengetahui.

kondisi-alam-barzakh
Makna hafiah dari kata “Barzakh” adalah “Penghalang diantara dua hal.” Dari sudut pandang agama, barzakh adalah masa yang menyelah antara kehidupan dunia dan akhirat yang dimulai setelah kematian dan berakhir kebangkitan.

Tuhan dengan kekuasaan-Nya menciptakan Adam dari debu dan mengajarinya nama-nama segala sesuatu, mengagungkan posisinya dengan memerintahkan para malaikat bersujud di depannya. Dia membuat tempat tinggal untuknya di surga, menurunkannya ke bumi dengan maksud menyelesaikan tujuan pencipta-Nya. Dalam hal ini, tempat tinggal pertamanya adalah surga, yang kedua adalah dunia, yang ketiga adalah barzakh, dan yang keempat surga lagi.

Tempat tinggal pertama keturunannya adalah perut ibu, yang kedua adalah dunia, yang ketiga adalah barzakh, dan yang keempat bisa surga bisa neraka. Tuhan memberi fungsi yang sesuai untuk setiap tempat tinggal dan menyebut dunia ini ladang tempat bercocok tanam. Dia menganugerahkan kebaikan besar bagi manusia dengan mengutus para Rasul untuk membimbing dan memberitahu manusia perbedaan antara yang benar dan yang salah.

Orang-orang yang mengikuti ajaran para Nabi disebut orang-orang yang beriman, dan yang mereka yang tersesat disebut kafir. Waktu jeda antara kematian dan kebangkitan disebut barzakh. Selama periode ini, seorang yang beriman merasa bahagia, sementara orang kafir mengalami azab. Pahala dan hukuman yang sebenarnya akan diberitahukan pada hari pengadilan setelah waktu perhitungan. Wallahu A'lam

KUBUR dapat merupakan taman surga atau neraka. Wahai manusia, jadikanlah kubur kalian sebagai taman surga dengan melakukan amal kebajikan. Jangan jadikan kuburan kalian sebagai lubang neraka dengan melakukan perbuatan jahat.

Dari ajaran-ajaran Nabi telah jelas bahwa setelah setelah orang wafat, dia tetap hidup, kendati kehidupannya berbeda dengan kehidupan kita. Nabi bersabda bahwa tindakan mematahkan tulang tubuh orang yang meninggal menyebabkan dia merasa sakit, sama sakitnya dengan orang yang hidup. Suatu hari Nabi melihat Amr ibn Hazm bersandar pada sebuah kubur. Beliau melarangnya, karna itu mengganggu orang yang ada di dalamnya.

Ketika seorang meninggal, dia dikirimkan dari dunia ini ke alam barzakh. Bagaimanapun caranya, apakah jenazah diletakkan di dalam kubur atau dikremasi, dia tetap memiliki daya memahami dan mengerti. Nabi bersabda: “Ketika jenazah dimasukkan ke dalam keranda dan orang orang mengusungnya ke pemakaman, jika seorang yang saleh, dia meminta mereka membawanya secepat mungkin dan  jika jenazah itu orang pendosa, dia mengutuk keadaan buruk yang disiapkan untuknya dan bertanya hendak dibawa kemanakah dia.

Juga diberitakan dari Nabi bahwa kecuali manusia, makhluk lain mendangar jeritan orang mati. Jika seseorang mendengar jeritan itu, pastilah dia akan pingsan. Waktu jeda antara kematian  dan hari kematian disebut barzakh. Secara harfiah “barzakh” berarti “halangan atau rintangan,” karna periode ini adalah penghalang  antara kehidupan dunia dan akhirat.

Karena manusia umumnya menguburkan jenazah, maka hanya kata “kuburan” yang disinggung dalam hadis-hadis yang berkaitan dengan kebahagiaan atau hukuman di alam barzakh. Hal ini tidak berarti bahwa mereka yang di dikremasi atau dilempar ke sungai tidak hidup di alam barzakh. Pahala dan hukuman berkaitan dengan jiwa. Perlu juga diingat bahwa Allah adalah Maha Kuasa, sehingga Dia mampu mengumpulkan partikel-partikel yang tersebar untuk disatukan dan dihukum. Menurut sebuah hadis, seorang yang penuh dosa ketika sedang sekarat menganjurkan anak laki-lakinya mengkremasi tubuhnya setelah ia mati, lalu menaburkan separuh abunya di udara, dan menghanyutkan separuh yang lainnya ke laut. Setelah itu, dia memperlihatkan rasa takutnya bahwa Tuhan akan memulihkan dia menjadi hidup lagi, meskipun tindakan pencegahan telah dia lakukan demi keselamatannya. Dia takut Allah akan memberinya hukuman yang lebih memilukan dari hukuman yang ditanggung manusia lainnya. Ketika meninggal, anak laki-lakinya melaksanakan anjuran ayahnya. Tapi Allah kemudian memerintahkan laut menyatukan  semua partikel yang ia kandung. Laut melakukan hal itu. Demikian juga udara, menaati perintah Allah, mengumpulkan bagian-bagian yang ia kandung. Allah lalu mengumpulkan semua partikel dan menghidupkannya, dan bertanya kepadanya mengapa dia mewasiatkan hal yang demikian. Dia mengaku bahwa dia melakukan hal itu karna takut terhadap-Nya. Dialah yang paling Maha Mengetahui. Allah mengampuni orang yang takut kepadan-Nya.

Dari hadis berikut dijelaskan bahwa orang-orang yang beriman, di alam barzakh, bukan saja saling mengunjungi satu sama lain, tapi juga menanyakan orang-orang yang baru masuk tentang keadaan kawan-kawan mereka.

Sa’id ibn Jubair berkata: “Ketika seorang meninggal, anggota keluarganya di alam barzakh menyambutnya dengan cara yang sama seperti orang yang hidup di dunia ketika pulang dari negeri asing. Sabit Babani berkata: “Ketika seorang meninggal, keluarganya di alam barzakh, yang sudah meninggal duluan, mengelilinginya dan merasa jauh lebih senang bertemu dengannya daripada yang dirasakan seorang manusia yang hidup di dunia  sewaktu menerima seseorang saat menerima kepulangannya dari negeri asing.” Qais ibn Qabisah  menyatakan: “Pada suatu kesempatan, Nabi menjelaskan bahwa seorang kafir tidak dapat berbicara kepada orang yang meninggal. Seorang bertanya kepada beliau apakah orang mati dapat berbicara satu dengan yang lainnya. Nabi mengiyakan dan menambahkan, mereka juga Saling mengunjungi satu sama lain.” Wallahu A’lam.

Disalin dari Buku "Mati itu spektakuler", Penerbit "Zaman".

0 comments:

Post a Comment